Kucing Bakau : Harimau Kecil Penjelajah Hutan Bakau

Kucing Bakau, (Prionailurus viverrinus) -http://brighterfuturechallenge.com-

     Kucing Bakau adalah salah satu keluarga kucing yang hidup di kawasan lahan basah, seperti rawa - rawa, sungai - sungai dataran rendah, hutan dataran rendah dan hutan mangrove. Meskipun tergolong kucing "kecil" (dibandingkan dengan keluarga kucing - kucing besar seperti harimau dahan atau macan tutul), kucing ini memiliki ukuran yang cukup besar, dengan panjang tubuh antara 77 - 108 cm dengan berat antara 5 - 16 kg. Keberadaan kucing ini layaknya menapis mitos yang beredar di masyarakat bahwa kucing itu "takut dengan air". Sesuai dengan Nama Internasionalnya, Fishing Cat, kucing ini sangat menyukai air. Kucing ini mampu berenang menyelam untuk mendapatkan ikan, dibantu dengan selaput diantara kakinya yang memberikan dorongan ketika di dalam air. Meski demikian, mangsa kucing ini tidak terbatas pada ikan saja, namun juga ular, burung, tikus, katak, kepiting, dan hewan - hewan kecil lainnya.

     Kucing ini memiliki tingkat taksonomi sebagai berikut:

Biota > Animalia (Kingdom) > Chordata (Phylum) > Mammalia (Kelas) > Carnivora (Ordo) > Felidae (Famili) > Prionailurus (Genus) > P. viverrinus (Spesies)

     

Ilustrasi kucing bakau menurut Thomas Hardwicke  -upload.wikimedia.org-

    Secara umum, kucing ini tersebar mulai dari India bagian timur, Bangladesh, dan Srilanka, kemudian beberapa kali juga ditemukan di Thailand dan Kamboja, Namun, keberadaan kucing ini tbelum ditemukan di sekitar Semenanjung Malaya, Vietnam, dan Laos. Di Indonesia, populasi kucing ini terkonsentrasi di Pulau Jawa, dengan catatan yang hampir nihil di Pulau Sumatera. Kucing yang lebih aktif di malam hari ini juga memiliki daerah jelajah yang luas, namun kucing ini pada umumnya ditemukan hidup secara menyendiri. Sehingga, dengan habitat yang terfragmentasi dan kebiasaannya untuk tidak bergerak dalam kelompok merupakan salah satu alasan kenapa kucing ini sangat sulit untuk dilacak keberadaannya.

Kebiasaan kucing bakau yang berburu dari atas air -isolafelice.community.net-

      Kebiasaan kucing ini berburu adalah dengan cara menunggu mangsanya di atas air. Apabila ada sekelompok ikan nampak dari atas air, maka kucing ini akan "menggaruk" kelompok ikan tersebut untuk mengambil ikan yang ada di dalamnya. Kebiasaan lainnya adalah dengan cara menyelam mengejar ikan di dalam air secara aktif. Beberapa catatan juga menyatakan bahwa kucing ini mampu melumpuhkan mangsa sebesar kambing ataupun anak sapi. 

Kucing ini lebih cenderung bersifat menyendiri -i.telegraph.co.uk-

     Musim kawin kucing ini terjadi di awal tahun antara Januari hingga Februari, masa kehamilan kucing ini kurang lebih dua bulan, dimana anakan kucing bakau seringkali tercatat ditemukan pada bulan Maret dan April. Pada usia satu bulan, anakan kucing bakau sudah mampu bergerak secara aktif dan mampu berenang di tepian perairan. Meskipun pada usia dua bulan anakan kucing ini sudah mampu memakan ikan, namun biasanya induk kucing bakau tetap menyusui anaknya hingga usia enam bulan. Usia kucing ini diperkirakan mampu mencapai 10 tahun. 

Tiga perempat dari mangsa kucing ini adalah ikan -up.parsipet.ir-

     Kucing ini oleh IUCN dikategorikan kedalam kategori Rentan (VU), sementara CITES mengkategorikannya ke dalam Appendiks II. Keberadaan kucing ini terancam karena degradasi habitatnya dan pencemaran ddaerah aliran sungai. Ekspolitasi berlebihan terhadap sumber daya ikan di kawasan pesisir juga menimbulkan tekanan kepada kucing ini mengingat tiga perempat dari makanan kucing ini adalah ikan. DI beberapa tempat seperti India, kucing ini juga banyak diburu untuk diperdagangkan kulitnya. Dengan berbagai tekanan yang dialaminya, beberapa kebun binatang di dunia mulai menjalankan pembiakan hewan ini di dalam kurungan untuk kemudian dilepas-liarkan kembali ke habitatnya.