Mengenal Eucheuma cottonii, Rumput Laut yang Paling Sering Dijumpai

E. cottoni memiliki berbagai variasi warna
-www.hxcorp.com.vn-
     Jika kita berkata tentang rumput laut, maka hal yang terlintas di benak kita adalah tumbuhan laut bahan utama pembuat agar - agar yangs ering kita jumpai di pasaran. Sejatinya, pengertian rumput laut adalah tumbuhan tingkat rendah yang masih belum mempunyai akar, batang, dan daun yang sesungguhnya, atau dalam bahasa ilmiah dikenal dengan nama "tumbuhan thallus". Rumput laut sendiri terbagi ke dalam beberapa divisi (setara filum pada hewan) yang dibedakan melalui pigmen yang digunakan untuk berfotosintesis. Dari beberapa divisi itu diantaranya adalah divisi Rhodophyta, atau yang lebih dikenal sebagai "alga merah". Rumput laut dari jenis E. cottonii termasuk ke dalam divisi ini, meskipun rumput laut ini juga memiliki varietas warna yang bermacam - macam selain warna merah. 

     Secara taksonomis, rumput laut ini memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Biota > Eukaryota (Domain) > Rhodophyta (Divisi) > Rhodophyceae (Kelas) > Gigartinales (Ordo) > Solieriaceae (Famili) > Eucheuma (Genus) > E. cottonii (Spesies).

E. cottonii memiliki cabang yang tidak beraturan
-seaweedmalaysia.files.wordpress.com-
     Rumput laut ini dapat dikenali melalui ciri - ciri fisiknya, yakni memiliki thallus (batang semu) yang berbentuk silindris hingga bulat pipih dengan permukaan yang sedikit kasar karena ditumbuhi oleh bakal - bakal cabang baru. Percabangan thallus rumput laut ini pun tidak teratur seperti pada cabang - cabang pohon pada umumnya. Ujung thallus rumput laut jenis ini cenderung tumpul. Tekstur batang rumput laut ini menyerupai tulang rawan dan memiliki variasi warna yang bermacam2, mulai dari merah, hijau, cokelat, kuning hingga ungu.  Perubahan warna ini merupakan mekaisme rumput laut jenis ini untuk menyesuaian diri terhadap berbagai kualitas pencahayaan yang berbeda.

E. cottonii yang sudah dipanen
-seaweedmalaysia.files.wordpress.com-
     Rumput laut dari jenis E. cottonii secara alami ditemukan pada daerah sekitar lintang 20 derajat khatulistiwa. Tepatnya tersebar di daerah Indo-Pasifik, mulai dari Afrika Timur hingga ke Guam. Rumput laut ini ditemukan tumbuh di perairan dangkal yan masih terendam ketika surut terendah. Umumnya tumbuh di daerah dengan dasar berbatu maupun berpasir ataupun di daerah terumbu karang dengan arus yang pelan.
Metode budidaya E. cottonii menggunakan Long Line
-eucheuma-cottonii.blogspot.com-
     Rumput laut ini adalah rumput laut yang paling sering digunakan di dalam kegiatan budidaya, karena rumput laut ini mudah didapat dan mudah untuk dibudidayakan. Rumput laut ini memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dan tahan terhadap perubahan suhu dan salinitas. Teknik budidaya E. cottonii yang paling umum di indonesia adalah emnggunakan metode Long Line. Pada metode ini, media yang digunakan adalah tali panjang yang dibentangkan dan kemudian bibit - bibit rumput laut diikat di sepanjang tali tersebut dan kemudian dibiarkan tumbuh. Bibit tersebut diikat dengan kuat agar tidak terlepas ketika terkena pergerakan air seperti gelombang ataupun arus. Selain dengan metode di atas, di Indonesia dikenal pula pembudidayaan rumput laut dengan metode penanaman dasar dan metode rakit. Dimana pada metode penanaman dasar rumput laut ditanamkan secara terbenam di dasar perairan. Sedangkan pada metode rakit, bibit rumput laut diikatkan pada rakit yang mengapung dan dibiarkan tumbuh.

Further Reading :
FAO - Eucheuma spp.
Wikipedia - Eucheuma

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Moorish Idol : Populer di Kalangan Hobiis

Transplantasi Terumbu Karang : Sebuah Jalan untuk Melestarikan Keberadaan Terumbu Karang

Ketam Kenari : Si Perompak Pantai