Bangau Tongtong : Si Tua yang Gemar Bermain Air

Bangau Tongtong sedang mengembangkan sayap
-ibc.lynxeds.com-
     Satu yang menarik dari perjalanan saya ke Pantai Taman Kili  Kili yang sudah saya jelaskan dalam tulisan sebelumnya, salah satunya adalah perjumpaan saya dengan seekor Bangau Tongtong yang sedang bermain air bersama sekawanan Burung Kuntul di sudut Pantai Taman Kili - Kili. Dari kejauhan terlihat burung itu sedang merambah perairan dangkal, nampaknya sedang mencari makan. Namun sayangnya, saya tidak sempat mendokumentasikan burung tersebut di habitatnya, karena ketika didekati burung tersebut sudah terbang terlebih dahulu. Berawal dari rasa penasaran saya mengenai spesies yang satu ini, maka saya menulis artikel ini untuk sedikit membahas tentang kehidupan burung besar ini.

Merambah Dataran Hutan Mangrove
-cdn1.arkive.org-
    Bangau Tongtong adalah nama bagi sejenis bangau besar yang umumnyahidup di daerah yang berair. Bangau Tongtong di dalam Bahasa Inggris disebut dengan nama Lesser Adjutant, sedangkan dalam Bahasa Jerman dan Belanda, secara berurutan hewan ini disebut dengan nama Sunda-Marabu dan Javaanse Maraboe. Dinamakan demikian karena memang bangau yang satu ini tersebar luas di Pulau Jawa. Secara Taksonomis, hewan ini memiliki klasifikasi ilmiah sebagai berikut :

Biota>Animalia (Kingdom) > Chordata (Filum) > Aves (Kelas) > Ciconiiformes (Ordo) > Ciconiidae (Famili) > Leptoptilos (Genus) > Leptoptilos javanicus (Spesies)

    Burung besar ini dilindungi oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam PP No. 7 Tahun 1999 dan Undang - Undang No. 5 Tahun 1990. Sedangkan menurut IUCN Redlist, hewan ini termasuk ke dalam kategori Vulnerable (VU), dikarenakan tren populasinya yang terus menurun dari tahun ke tahun.

Sepasang Bangau Tongtong
-amateurphotobirder.blogspot.com-
   
     Bangau besar ini memiliki penampilan morfologis menyerupai Orang Tua yang jangkung ketika sedang berdiri tegak. Burung ini memiliki kepala dan leher yang tidak ditutupi oleh bulu, meskipun ketika muda leher hewan ini akan ditutupi oleh bulu - bulu halus. Kepala hewan ini yang tek berbulu itulah yang menampilkan kesan hewan ini seperti orang tua yang botak. Bangau Tongtong dewasa memiliki warna hitam-abu-abu pada sayapnya, dan memilik warna putih di sekujur badannya. Sedangkan, leher hingga kepala hewan ini tertutupi kulit yang berwarna kuning, kecuali hewan jantan pada musim kawin akan memiliki leher dan kepala yang berwarna pink. Burung anakan umumnya akan berwarna putih kusam. Ketika berdiri tegak, hewan ini memiliki tinggi hingga 120 cm, dengan bentang sayap selebar 60 cm. Ketika berdiri tegak, hewan ini tidak terlihat memiliki kantung leher seperti halnya bangau lain dari genus yang sama. Namun ketika hewan ini terbang, hewan ini akan menekuk lehernya, sehingga kantung lehernya dapat terlihat. 

Bangau Tongtong sedang mencari makan
-/cdn1.arkive.org-
     Bangau Tongtong umumnya akan mendiami daerah yang basah dan tergenang oleh air. Bangau ini akan mendiami daerah aliran sungai, waduk, danau, dan rawa - rawa, baik itu yang terbuka maupun yang berada di dalam hutan. Tak jarang jga hewan ini ditemukan di daerah persawahan padi. Populasi hewan ini yang mendiami pantai pada umumnya akan ditemukan di wilayah pasang-surut dan hutan mangrove. Burung ini umumnya akan membangun sarang diatas pepohonan besar yang dapat menopang berat dari hewan ini. Burung ini memakan hewan - hewan air kecil seperti ikan, katak, reptil, dan hewan tak bertulang belakang seperti udang, kerang, dan siput. Hewan ini juga pernah ditemukan sedang memakan bangkai, meskipun itu sangat jarang terjadi. Daerah persebaran hewan ini meliputi India Timur, Kamboja, Malaysia, Bangladesh, Srilanka, Laos, Vietnam, Thailand, dan Indonesia. Di Indonesia sendiri, Bangau Tongtong tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Menurut catatannya, hewan ini tidak lagi ditemukan di Singapore, dan ada kemungkinan juga hewan ini sudah punah di daerah China Selatan. 

Sedang merambah rerumputan
-www.delhibird.com-
     Bangau Tongtong adalah jenis burung yang soliter, yang artinya hewan ini lebih suka untuk menyendiri daripada berkumpul di dalam kelompok. Meskipun pada saat musim kawin hewan ini akan terlihat bergerombol membentuk satu kelompok kecil. Musim kawin biasanya akan bersamaan dengan awal musim kering yang waktunya akan bervariasi tergantung dari daerah yang di diami oleh bangaun ini. Biasanya bangau ini akan membangun sarangnya di atas pohon yang dekat dengan daerah yang basah. Sarang bangau tongtong biasanya terdiri atas ranting - ranting kecil dan ilalang yang disusun sedemikian rupa sehingga berbentuk seperti mangkuk yang tebal. Bangau Tongtong biasanya akan menelurkan satu hingga empat butir telur di dalam sarangnya. Anak bangau yang sudah menetas umumnya akan dirawat oleh kedua induk bangau secara bergantian.
   
Berjalan di atas lumpur
-www.wildeyeview.com-
     Tren perkembangan hewan ini memang menunjkkan penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini kebanyakan disebabkan karena hilangnya areal pepohonan besar di dekat perairan yang biasanya dijadikan bangau ini sebagai tempat bersarang. Di beberapa daerah bahkan perubahan daerah berair menjadi daerah pertanian juga berdampak terhadap kelangsungan hidup spesies ini. Belum lagi dampak pestisida yang kebanyakan akan mengalir ke dalam perairan. Di Indonesia sendiri, perubahan hutan mangrove menjadi daerah pelabuhan, tambak, maupun daerah pertanian juga turut menjadi ancaman terhadap kelangsungan hidup bangau ini. Beberapa sumber bahkan menyebutkan bahwa penangkapan ikan dengan cara meracuni perairan juga dapat menjadi ancaman serius yang perlu diperhatikan.

Further Reading :
   


Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Stonefish : Ikan Paling Beracun yang Pernah Ada

Kenali Jenis - Jenis Ikan yang Juga Memiliki Perilaku "Mudik"