"Whale Fall" : Ketika Kematian Satu Organisme Memberikan Kehidupan Bagi Organisme Lainnya

Apa yang akan terjadi dengan bangkai paus ini ?
-s.hswstatic.com-
     Samudera adalah suatu tempat yang sangat luas dan masih menyimpan jutaan hal - hal yang mengejutkan di setiap sudutnya. Pernahkah anda mendengar kisah - kisah mitologi mengenai cumi - cumi raksasa ataupun hewan menyerupai ular besar yang seringkali diceritakan mendekati kapal - kapal pelaut ?. Awalnya kisah - kisah itu hanya dianggap sebagai tipuan atau imajinasi semata bagi sebagian besar manusia. Namun belakangan sekelompok manusia berhasil membawa "mitos" itu ke ranah ilmiah, dengan cumi -cumi sepanjang 4 meter dinaikkan dari dasar samudera, dan ditemukannya sejenis ikan sepanjang 7 meter yang kemudian disebut sebagai ikan Oarfish. Dari beberapa kisah memang jelas bahwa dasar samudera menyimpan rahasia yang belum banyak diketahui oleh manusia. Kali ini saya akan menarik suatu penjelasan singkat mengenai sesuatu yang ada di dasar samudera, yaitu sebuah ekosistem yang terbentuk dari suatu hal yang tak terduga.

Ikan Hagfish diantara reruntuhan tulang ikan paus
-upload.wikimedia.org-
     Pernahkah anda memikirkan tentang kemana perginya bangkai paus seberat 35 ton apabila ia mati di tengah samudra dan tidak sampai terdampar ke pinggir pantai ?. Jawabannya pasti bangkai itu akan tenggelam ke dasar laut. Namun muncul sebuah pertanyaan lain yang berkaitan dengan pernyataan sebelumnya, yaitu apa yang selanjutnya terjadi pada bangkai itu ?, hancur kah ?, atau bahkan habis tanpa sisa ?. Tanpa diduga, bangkai paus yang tenggelam ke dasar samudera akan membentuk suatu ekosistem yang kompleks dan mampu bertahan hingga puluhan tahun!. Bagaimana hal itu bisa terjadi ?, ternyata samudera memiliki mekanisme unik sehingga bangkai paus pun dapat menjadi penyedia kehidupan bagi makhluk - makhluk lain penghuni dasar samudera. 

Hiu Somniosus microcephalus, salah satu pemakan bangkai di laut dalam
-upload.wikimedia.org-
    Berawal dari bangkai paus yang berada di kolom air akan jatuh perlahan ke dasar perairan, dimana semakin berat massa bangkainya akan semakin mudah mencapai dasar perairan. Disini hewan - hewan yang berukuran lebih besar akan mengambil keuntungan dari sumber makanan itu. Ketika masih berada di kolom perairan, ikan - ikan pemakan bangkai akan mencabik sedikit demi sedikit daging bangkai paus hingga ia mencapai kedalaman dimana ikan pelagis tidak bisa memanfaatkannya lagi. Ketika bangkai paus telah menyentuh dasar perairan, ikan pemakan bangkai di laut dalam seperti hiu laut dalam (Famili : Somniosidae) dan ikan Hagfish (Famili : Myxinidae) akan mengambil peran. Ikan - ikan ini akan memakan daging dan jaringan tubuh ikan paus yang sudah mati itu. Bayangkan, apabila bangkai paus memiliki berat 35 ton, dan kumpulan pemakan bangkai itu hanya bisa memakan sekitar 60 kg bangkai paus setiap harinya, maka dibutuhkan hampir dua tahun untuk benar - benar membersihkan bangkai paus itu. 

Cacing Osedax roseus pemakan tulang bangkai
-upload.wikimedia.org-
     Namun ekosistem ini tidak hanya berhenti sampai disitu. Bahkan ketika bangkai paus itu belum habis seluruhnya, hewan - hewan lain akan mendatangi sumber makanan ini dan memanfaatkannya untuk bertahan hidup. Misalnya, kelompok Arthropoda laut dalam seperti Isopod Raksasa (Bathynomus spp.), kepiting, udang, dan lobster juga akan memanfaatkan bagian tubuh paus yang bisa mereka makan. Tidak ketinggalan juga cacing laut dari genus Osedax juga akan berkumpul di tempat ini. Cacing laut ini mampu bertahan hidup dengan memanfaatkan bahan organik yang ada di tulang bangkai paus. Dengan kata lain, cacing ini "memakan" tulang dari bangkai paus tersebut. Cacing laut ini sebelumnya akan berupa larva planktonik yang melayang di perairan, dan kemudian menemukan tempat cocok dan berkembang di sana. 

     Maka dari itu, akan terbentuk sebuah komunitas yang sibuk ditengah dasar samudera yang gelap, yang tentu saja dari aktivitas itu akan tertinggal sisa - sisa metabolisme yang akan memberikan kehidupan bagi makhluk yang lebih sederhana, yaitu mikroba. Makhluk yang berukuran sangat kecil seperti bakteri akan hidup dengan memanfaatkan bahan organik yang ada disekitar "keramaian" tersebut, membentuk suatu lapisan yang secara ilmiah disebut sebagai Bacterial mats atau Biofilm. Lapisan penuh mikroba ini pun menarik perhatian tersendiri bagi beragam jenis kerang - kerangan, siput laut, udang, dan lainnya. Begitulah seterusnya ekosistem itu terbentuk dan bertahan hingga beberapa dekade lamanya. 

Lapisan biofilm yang dibuat oleh bakteri menutupi tulang bangkai paus
-oceanservice.noaa.gov-
     "Whale Fall" demikianlah sebutan bagi kisah tentang bangkai paus yang dapat memberikan kehidupan di kedalaman laut yang miskin bahan makanan. Tidak hanya bangkai paus saja, ekosistem serupa juga akan terbentuk apabila terdapat timbunan bahan organik dalam jumlah besar tenggelam ke dasar perairan dalam. Dari beberapa penelitian, bahkan disebutkan bahwa bangkai ikan paus mampu membentuk suatu ekosistem yang berisikan sekitar 12.490 individu makro-organisme dari 42 jenis yang berbeda. Tak terbayangkan bagaimana satu individu yang telah menjadi bangkai dapat memberikan hidup bagi ribuan organisme lainnya. Mungkin hal ini dapat dijadikan opsi alternatif kemana bangkai paus yang terdampar harus di buang, yaitu di tempat dimana dia bisa menjadi kehidupan.

Further reading : 

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Stonefish : Ikan Paling Beracun yang Pernah Ada

Kenali Jenis - Jenis Ikan yang Juga Memiliki Perilaku "Mudik"

Cumi, Sotong, dan Gurita : Satu Keluarga Beda Rupa