Jenis Ikan di Indonesia yang Dilindungi

-static.panoramio.com-
     Sejatinya, pengertian ikan dalam Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Dengan demikian, pengertian ikan menurut definisi tersebut juga meliputi Mamalia, Reptilia, Anthozoa, Echinodermata, Amphibia, Mollusca, Coelenterata, Porifera, Crustacea, Algae dan biota perairan lainnya. Luasnya pengertian ikan tersebut menunjukkan bahwa perairan nasional mengandung kekayaan hayati dengan berjuta organisme yang membutuhkan penanganan dan perlindungan berkesinambungan, sehingga konservasi dan pengembangan potensi sumber daya ikan tetap terjaga dan terkontrol. Namun dalam artikel ini, fokus utama yang dibahas adalah sumber daya ikan dari Kelas Pisces yang dilindungi.



     Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa peraturan yang sudah ditetapkan mengenai perlindungan dan pelestarian terhadap sumber daya ikan, diantaranya adalah Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan, dan  Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa. Namun dari sekian banyaknya peraturan yang telah ditetapkan, ternyata masih banyak dari kita yang belum mengetahui dengan pasti apa saja jenis biota perairan yang dilindungi. Padahal, pengetahuan tentang jenis yang dilindungi sangatlah penting terkait dengan usaha pelestarian dan pemanfaatan jenis tersebut secara berkelanjutan.

Logo 40 Tahun CITES
     Dalam artikel ini, saya mencoba membagi kepada anda tentang spesies-spesies ikan yang dilindungi menurut peraturan dan masuk ke dalam appendiks CITES, yang dibagi menjadi tiga kategori, yaitu jenis ikan yang dilindungi dan masuk ke dalam appendiks CITES, jenis ikan yang dilindungi tetapi tidak termasuk dalam appendiks CITES, dan jenis ikan yang tidak dilindungi tetapi masuk dalam appendiks CITES. CITES sendiri adalah konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar spesies terancam yang bertujuan untuk melindungi tumbuhan dan satwa liar terhadap perdagangan internasional yang mengakibatkan kelestarian spesies tersebut terancam.


JENIS-JENIS IKAN YANG DILINDUNGI DAN MASUK DALAM APPENDIKS CITES

1. Latimeria menadoensis (Raja Laut, Indonesian Coelacanth)
Ikan Raja Laut
-upload.wikimedia.org-
   Mungkin inilah salah satu bukti dari kekayaan laut yang dimiliki di perairan Indonesia. Ikan raja laut termasuk ke dalam ikan purba yang seharusnya sudah punah sejak 65 juta tahun yang lalu. Berdasarkan fossil yang ditemukan, ikan ini terdiri dari  + 120 spesies yang pernah hidup, dan hingga kini hanya ada dua spesies yang masih hidup dan dikenali, yakni Latimeria chalumnae yang hidup di perairan Komoro, Afrika, dan  Latimeria menadoensis yang hidup di perairan Sulawesi Utara. Ikan ini pertama kali dilaporkan oleh seorang wisatawan pada tahun 1997, yang mengaku menemukan ikan gombessa (Latimeria chalumnae) yang di jual di sebuah pasar ikan. Hingga pada tahun 1998, nelayan lokal berhasil menangkap spesimen kedua dengan panjang 1.2 meter dan berat sekitar 29 kg. Spesien tersebut kini disimpan di Museum Zoologicum Bogoriense di Bogor. 

     Ikan ini mempunyai sirip dada, sirip perut, satu sirip anal (bagian belakang bawah) dan satu sirip punggung yang tidak menyatu dengan tubuh, tetapi menjulur seperti tungkai layaknya tangan manusia. Badannya berbintik-bintik putih, ekornya berbentuk seperti kipas, matanya besar, sisiknya terlihat tidak sempurna dan seperti batu, serta tubuhnya berwarna cokelat hingga ungu gelap. Ikan raja laut hidup di gua bawah laut yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik dan bisa hidup pada kedalaman laut lebih dari 150 – 300 meter dengan suhu 12 – 17°C. Ikan raja laut dilindungi dalam PP No.7 Tahun 1999, ikan ini juga termasuk ke dalam Appendiks I CITES dan termasuk dalam kategori Vulnerable (VU) menurut IUCN.

2. Scleropages formosus (Arwana, Ikan Naga, Asian Bonytongue)
Ikan Arwana
-upload.wikimedia.org-
    Mungkin ikan ini tidak asing bagi kita, ikan arwana biasa dijual sebagai penghias akuarium yang harganya bisa mencapai jutan rupiah, terutama arwana super red. Ikan ini juga dijadikan sebagai simbol keberuntungan dan kesejahteraan bagi kalangan masyarakat tertentu. Ikan ini juga disebut sebagai ikan naga, karena kesamaan rupanya dengan naga dalam mitologi cina, yaitu sisiknya yang berwarna metalik cerah, dan dua barbel (sungut) di mulutnya, serta dua sirip pectoral (sirip sisi tubuh) yang mengembang besar seolah menggambarkan seekor naga yang sedang terbang dengan anggunnya. 

     Ikan ini mempunyai badan pipih memanjang, punggung hampir lurus datar mulai dari moncong sampai pangkal sirip punggung. Mulut lebar dan miring ke atas, dua sungut yang besar pada dagunya, sisik lebar dan kasar serta dihiasi oleh garis-garis. Lingkar sisiknya memancarkan warna merah menyala kekuning-kuningan, dimana semakin tua umur ikan, warna lingkaran sisik akan semakin merah. Ikan ini hidup di sungai dengan dasar berbatu-batu, danau yang berpasir atau yang berlumpur, rawa dan perairan umum yang berarus sedang atau lambat. Mampu hidup di perairan yang sedikit asam (pH 4-6). Ikan ini tersebar di daerah Sumatera hingga Kalimantan. Ikan arwana dilindungi dalam PP No.7 Tahun 1999, ikan ini juga termasuk ke dalam Appendiks I CITES dan termasuk dalam kategori Endangered (EN) menurut IUCN.

3. Prisits microdon (Hiu Gergaji, Sawfish)

Hiu Gergaji
-upload.wikimedia.org-
    Sekilas ikan ini nampak garang dengan moncongnya yang mirip dengan gergaji, sehinga seolah terlihat seperti penguasa perairan. Ikan ini hanya hidup di perairan Danau Sentani di Papua Di perairan habitatnya, ikan ini sangat sulit untuk ditemui, sehingga ikan ini masuk ke dalam ikan yang dilindungi. Spesies ini ukuran tubuhnya cukup besar dan dapat mencapai lebih dari 6 meter.Hiu jenis ini warnanya cukup beragam, tergantung pada habitat dimana jenis ini hidup. Rata-rata berwarna hitam keabu-abuan dan bagian bawah tubuhnya berwarna lebih pucat atau keputih-putihan. Di depan mulutnya dilengkapi dengan alat yang menyerupai gergaji dan terdapat 2 buah detektor di ujung moncongnya, mempunyai 20 pasang gigi. Mulut, hidung dan insangnya berada di sisi bawah. Ikan hiu gergaji dilindungi dalam PP No.7 Tahun 1999, ikan ini juga termasuk ke dalam Appendiks I CITES dan termasuk dalam kategori Endangered (EN) menurut IUCN.

JENIS-JENIS IKAN YANG DILINDUNGI TETAPI TIDAK MASUK DALAM APPENDIKS CITES

1. Homaloptera gymnogaster (Selusur Maninjau, Lizard Loach)
Selusur Maninjau
-www.loaches.com-
     Spesies ini mempunyai badanyang agak silindris, awal sirip punggung di belakang sirip perut, awal sirip dubur lebih dekat ke pangkal sirip ekor daripada pangkal sirip perut. Bagian depan sirip perut tidak bersisik. Moncongnya depressed membundar, mulut inferior dengan belahan kecil melengkung. Memiliki dua pasang sungut di depan moncong dan satu pada masing-masing sudut mulut. Spesies ini banyak ditemukan di periran Sumatera, hidup pada sungai-sungai bebatuan dengan aliran air yang deras, kondisi oksigen yang cukup tinggi dan biasanya banyak terdapat di hutan, dengan suhu air 21° – 25,5°C dan PH 6,5 - 7,5. Spesies ini ukurannya relatif kecil dengan panjang maksimum sekitar 7,5 cm. Spesies ini dilindungi oleh PP No. 7 Tahun 1999.

2. Notopterus notopterus (Belida, Bronze Featherback)
Ikan Belida
-upload.wikimedia.org-
     Ikan ini merupakan jenis belida terkecil dan termasuk ikan malam hari (nokturnal), karena mencari makannya pada malam hari serta matanya dapat bersinar seperti mata kucing. Ikan ini berukuran kecil dengan panjang maksimum 60 cm. Ikan ini memiliki beberapa warna termasuk albino, sirip anal memanjang dan menyatu dengan sirip ekor. Siripnya melambai-lambai bersamaan dengan gerakan tubuh bagian bawah. Bentuk kepalanya sedikit bungkuk, matanya cenderung reflektif dan memantulkan cahaya dari sumber disekitarnya. Ikan ini banyak ditemukan di perairan Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, kebanyakan mendiami sungai-sungai besar, beraliran deras yang relatif dalam dengan dasar bebatuan serta di rawa-rawa hutan yang agak dalam dengan pH : 6.0 - 6.5 dan suhu 24° - 28°C. Ikan ini dilindungi oleh PP No. 7 Tahun 1999. 

3. Chitala lopis (Lopis, Giant Featherback)
Ikan Lopis
-upload.wikimedia.org-
     Ikan ini merupakan ikan air tawar yang bersifat predator yang berukuran besar dan panjangnya dapat mencapai 100 cm. Chitala lopis adalah ikan yang dapat tumbuh sangat besar, berwarna abu-abu keperakan, bentuk badannya pipih dengan kepala yang berukuran kecil dan bagian tengkuknya terlihat bungkuk seperti pisau, punggungnya meninggi sehingga bagian perut tampak lebar dan pipih. sirip anal memanjang dan menyatu dengan sirip ekor, badan tertutup oleh sisik yang berukuran kecil, sisik di bagian punggungnya berwarna kelabu sedangkan di bagian perutnya putih keperakan. Ikan ini menyebar di perairan tawar Sumatera dan Jawa pada sungai-sungai besar dengan aliran yang deras yang relatif dalam dengan dasar bebatuan dan di daerah banjir dengan pH : 6.2 - 7.2, dan suhu 23 - 27 °C. Ikan ini sering dijadikan bahan baku olahan seperti kemplang dan pempek di Palembang. Selain itu, karena keunikan bentuk tubuhnya, ikan ini juga dijadikan penghias akuarium bagi kalangan hobiis. Ikan ini dilindungi dalam PP No. 7 Tahun 1999.

4. Puntius microps (Wader Goa, Java Cave Barb)
Ikan Wader Goa
-upload.wikimedia.org-
     Jenis ikan air tawar ini merupakan endemik spesies ikan unik yang hidupnya di dalam gua-gua khususnya di Jawa. Ikan ini dikategorikan sebagai ikan yang dilindungi dan sampai saat ini status taksonomi masih perlu dikaji lebih lanjut. Dari hasil koleksi di gua-gua Pegunungan Sewu, Jawa Tengah jenis ikan ini beberapa diantaranya matanya buta. Spesies ini mempunyai ukuran 12,5 cm, tidak ada garis atau pita warna, lebar batang ekor kira-kira 2/3 panjangnya. Spesies ini berbadan pipih memanjang dan bertubuh transparan sebagai wujud adaptasi situasi khas gua, matanya berukuran kecil dan batang ekor dikelilingi 12 sisik, 4 ½ sisik antara gurat sisi dan awal sirip punggung dan 26 sisik sepanjang gurat sisi. Ikan ini dilindungi dalam PP No. 7 Tahun 1999.

5. Scleropages jardini (Arwana Irian, Jardini Arowana, Gulf Saratoga)  
Arwana Irian
-upload.wikimedia.org-
     Arwana Irian (jardini) ada 2 macam yaitu berwarna dasar hijau, bermutiara merah (yang umum ditemui) dan berwarna dasar hitam, bermutiara emas (sulit ditemui). Di Australia ditemukan pula warna dasar hijau, mutiara merah yang disebut red spotted pearl (Scleropages leichardty). Perbedaan yang sangat mencolok adalah pada red spotted pearl, mutiara merah bertaburan secara mencolok pada tubuhnya. Sedangkan pada arowana jardini di mutiara di badannya tidak semencolok arowana red spotted pearl dari Australia. Warna dasar pada arwana ini adalah hitam kecoklat-coklatan dengan bintik-bintik uning keemasan pada bagian tengah sisik-sisiknya. Bahkan di bagian kepala (pipi) sampai pada sirip dan ekornya pun terdapat bintik-bintik. Lidahnya bertulang, karena bagian dasar mulutnya berupa tulang yang berfungsi sebagai gigi. Dalam berburu mangsa biasanya mereka berenang di dekat permukaan air dan bisa menangkap serangga yang hinggap di ranting dengan ketinggian 1-2 meter dari permukaan air. Pada bibir bawahnya terdapat dua buah sungut yang berfungsi sebagai sensor getar untuk mengetahui posisi mangsa di permukaan air. Ikan dewasa spesies ini dapat mencapai panjang total 80 cm. 

     Ikan ini banyak ditemukan di perairan tawar Papua. Ikan ini hidup di sungai dengan dasar berbatu-batu, danau yang berpasir atau dasar danau yang berlumpur, rawa dan perairan umum yang berarus sedang atau lambat. Hidup di perairan dengan pH 5.8 -7.2. Arwana hidup di area terang tanpa sinar matahari langsung, yaitu pada suhu 24° - 30 °C. Sama halnya dengan arwana merah, ikan ini juga banyak dipelihara sebagai ikan hias, meski warnanya tidak se-mencolok warna arwana merah. Ikan ini dilindungi dalam PP No. 7 Tahun 1999.

JENIS-JENIS IKAN YANG TIDAK DILINDUNGI TETAPI MASUK DALAM APPENDIKS CITES

1. Cheillinus undulatus (Napoleon, Humphead Wrasse)
Ikan Napoleon
-upload.wikimedia.org-
     Satu yang unik dari ikan ini adalah punuk di kepalanya yang meningatkan kita pada ikan Flower Horn (Lou Han) yang sempat populer di kalangan hobiis ikan air tawar. Namun, ikan ini tidak berkerabat dengan ikan Flower Horn yang hidup di air tawar. Ikan Napoleon (Cheillinus undulatus) atau lebih dikenal dengan Humphead Wrasse atau Napoleon Wrasse adalah salah satu ikan karang besar yang hidup pada daerah tropis. Kehidupan hewan ini umumnya sama dengan ikan karang lain yang hidup secara soliter. Biasanya ikan ini berenang sendiri pada daerah sekitar karang dan sangat jinak dengan para penyelam. Salah satu keunikan hewan ini adalah lingkar bola matanya yang dapat melihat arah sudut pandang sampai 180 derajat. Ikan Napoleon merupakan ikan terbesar dari anggota family wrasse (Labridae) dan panjang ikan ini bisa mencapai 2 meter dengan berat bisa mencapai ukuran sampai 190 kg pada usia 50 tahun.

     Pada bagian muka ikan inimempunyai guratan-guratan yang menyerupai hiasan muka orang Maori. Guratan-guratan tersebut berwarna krem (kuning susu) yang saling tumpang tindih pada bagian hidung dan pipi, kemudian meluas ke atas badan dan seberang ujung sirip dada. Badannya warna hijau cerah dan di bagian atas seluruh sirip-siripnya berwarna coklat. Warna pada bagian ekor mengarah kebiru-biruan. Sisik badan sangat besar, di tepiannya digoresi dengan garis vertikal berwarna krem kehitaman. Dua guratan hitam
di sekitar matanya mengarah ke belakang dan dua lagi agak miring menghadap ke arah bagian paling atas  bibir. Semakin tua ikan ini, benjolan daging di atas matanya semakin membesar. Kadang-kadang ikan besar ini mengasah giginya pada karang massif (padat) sehingga meninggalkan bekas goresan yang menakjubkan. Ikan ini hidup pada ekosistem terumbu karang di daerah tropis dengan kedalaman 1 – 100 m dan sangat tergantung pada ekosistem koral yang sehat. Ikan napoeon termasuk ke dalam Appendiks II CITES dan termasuk dalam kategori Endangered (EN) menurut IUCN.

2. Rhincodon typus (Hiu Paus, Whale Shark)

Hiu Paus
-upload.wikimedia.org-
      Hiu paus merupakan ikan hiu yang paling besar, tetapi hiu ini tidak berbahaya bagi manusia dan biasanya acuh tak acuh terhadap penyelam. Jenis hiu ini tidak mudahditemukan walaupun kebiasaan hidupnya pada lapisan permukaan air. Hiu paus termasuk perenang yang lambat, karena hanya berenang dengan kecepatan tidak lebih dari lima kilometer per jam. Jenis ini berenang dengan menggerakkan seluruh tubuhnya. Berbeda dengan hiu - hiu lain yang memakan daging, hiu paus cenderung lebih memilih plankton sebagai menu utamanya. Di Indonesia, ikan ini bisa ditemukan  di Teluk Umar, Kabupaten Nabire dan Selat Madura, Jawa Timur, maupun di  perairan dangkal dan laut wilayah perairan Indonesia lainnya.

     Hiu paus memiliki kulit yang cukup tebal warna abu-abu tua dengan tanda kuning cerah berbentuk garis dan bulatan. Mulutnya berada di ujung kepala dengan lebar mencapai 1,4 m dan tidak seperti kebanyakan hiu lainnya yang mulutnya berada di bawah kepala. Kepalanya lebar dan datar, moncong bulat, matanya kecil dan mempunyai lima celah insang sangat besar. Dua sirip punggung dan dua sirip dada di sisi tubuhnya. Cuping sirip ekor bagian atas lebih besar dari pada bagian bawah. Panjang maksimum ikan ini dapat mencapai lebih dari 20 m. Ikan ini termasuk ke dalam Appendiks II CITES dan termasuk dalam kategori Vulnerable (VU) menurut IUCN.

3. Hippocampus barbouri (Kuda Laut Zebra, Barbour's Seahorse)
Kuda Laut Zebra
-upload.wikimedia.org
     Namanya diturunkan dari bentuk kepalanya yang mirip kuda. Ia punya moncong yang berbentuk tabung mirip moncong senjata. Badannya gepeng, dengan ekor yang panjang, dan integumennya (lapisan kulit luar) adalah sekumpulan pelat tulang tipis berbentuk persegi, dengan sekelompok tulang punggung sepanjang sambungan. Kuda laut memiliki alat kamuflase, yaitu berupa kemampuan untuk mengubah warna tubuhnya dalam beberapa menit untuk menyamai lingkungannya. Alat kamuflase berfungsi untuk menghindarkan diri dari predator seperti : kepiting dan ikan-ikan ukuran besar. ikan ini hidup di perairan tropis yang dangkal (pesisir) dengan kedalamam 1 – 15 meter, berlindung diantara alga, karang (coral reef), rumput laut dan mangrove. Di Indonesia, ikan ini banyak ditemukan di Sulawesi Selatan dan perairan Lombok.

     Kuda laut Zebra termasuk spesies yang agak kecil dan mempunyai duri-duri yang berkembang. Warnanya putih kekuning-kuningan sampai kecoklatan, ada juga yang coklat kemerahan dengan bintik-bintik merah muda dan mempunyai garis-garis pada tubuhnya. Moncongnya belang-belang dan mempunyai garis halus dari mata. Mahkotanya kecil agak tinggi dengan lima duri yang tajam. Kuda laut Zebra panjangnya dapat mencapai 15 cm. Ikan ini termasuk ke dalam Appendiks II CITES dan termasuk dalam kategori Vulnerable (VU) menurut IUCN.

4. Hippocampus comes (Kuda Laut Macan, Tiger Tail Seahorse)
Kuda Laut Macan
-spidersbox.com-
     Kuda laut jenis ini karakteristiknya berwarna kuning dan hitam, sedangkan ekornya berwarna belang-belang seperti ekor harimau. Mempunyai mahkota dengan lima duri yang kecil dan cukup rendah, pada pipinya terdapat duri ganda dan kadang-kadang terdapat pula di atas matanya. Kuda Laut Ekor Macan panjangnya dapat mencapai lebih dari 18 cm. Ikan ini hidup di perairan tropis yang dangkal (pesisir) dan sering dijumpai pada kedalaman dibawah 10 meter dan kurang dari 20 meter, berlindung diantara karang (coral reef) dan sargassum. Di Indonesia, ikan ini banyak ditemukan di Sumatera dan Sulawesi Selatan. Ikan ini termasuk ke dalam Appendiks II CITES dan termasuk dalam kategori Vulnerable (VU) menurut IUCN.

5. Hippocampus histrix (Kuda Laut Duri, Thorny Seahorse)
Kuda Laut Duri
-upload.wikimedia.org-
    Kuda Laut Duri panjangnya dapat mencapai 17 cm, dan warna tubuhnya dapat berubah-ubah dari merah muda, kuning atau hijau, durinya seringkali terdapat bercak-bercak kecil dan moncongnya polos. Duri-duri pada badannya berkembang cukup panjang dan tajam, duri pada mahkotanya berjumlah 4-5. Moncongnya panjang, mencapai satu setengah kali panjang kepalanya. Ikan ini hidup di perairan tropis yang dangkal (pesisir), sering dijumpai pada kedalaman diatas 6 meter dan kurang dari 20 meter, berlindung diantara rerumputan pada batu karang dan rumput laut. Di Indonesia, Ikan ini banyak mendiami wilayah Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur. Ikan ini termasuk ke dalam Appendiks II CITES dan termasuk dalam kategori Vulnerable (VU) menurut IUCN.

6. Hippocampus kelloggi (Kuda Laut Kellogg, Kellogg's Seahorse)
Kuda Laut Kelogg
-reefhotspot.com-
     Kuda Laut Kellogg hidup di perairan tropis yang dangkal (pesisir) dengan kedalaman 1 – 68 meter, berlindung diantara alga, karang (coral reef), rumput laut dan mangrove. Tersebar mulai dari Cilacap, Banyuwangi hingga Nusa Tenggara Timur. Kuda Laut Kellogg panjangnya dapat mencapai 25 cm, dengan tubuh panjang dan langsing dengan kulit bintik-bintik putih kecil, mahkotanya tinggi dan terdapat 5 duri yang pendek. Duri pada tubuhnya pendek dan bulat. Spesies ini terlihat sangat mirip dengan H. spinosissimus . Ikan ini termasuk ke dalam Appendiks II CITES dan termasuk dalam kategori Vulnerable (VU) menurut IUCN.

7. Hippocampus kuda (Kuda Laut Kuning, Yellow Seahorse)
Kuda Laut Kuning
-http://cdn1.arkive.org/-
     Hippocampus kuda adalah kuda laut yang relatif besar. Jenis yang cukup menawan tetapi sulit di identifikasi dan agak sulit ditemukan. Mempunyai mahkota yang bulat dan rendah. Warnanya tidak tetap dan dapat berubah tergantung lingkungannya, stress, suasana hati atau mungkin faktor lain, tetapi yang sering dijumpai warna hitam kecoklatan atau kekuning-kuningan dengan bintik-bintik hitam di seluruh tubuhnya. Kuda Laut ini panjangnya dapat mencapai 30 cm. Persebarannya di Indonesia mulai dari Riau, Padang, Belitung, Bandar Lampung, Pangandaran, Tanjung Redep (Kalimantan), Perairan Sulawesi, Bali Barat, Pulau Komodo, Flores, Ambon, Manokwari. Kuda Laut ini umumnya hidup di perairan tropis yang dangkal (pesisir) dengan kedalaman 1 – 15 meter, berlindung diantara alga, karang (coral reef), rumput laut dan mangrove. Ikan ini termasuk ke dalam Appendiks II CITES dan termasuk dalam kategori Vulnerable (VU) menurut IUCN.

8.  Hippocampus bargibanti (Kuda Laut Bargibanti, Pygmy Seahorse)
Kuda Laut Bargibanti
-cache2.allpostersimages.com-
     Hippocampus bargibanti adalah salah satu spesies yang cukup baik dalam berkamuflase, sehingga sangat sulit menemukan spesies ini diantara gorgonian. Warna dan bentuk bulatan-bulatan pada tubuhnya sama dengan koral gorgonian sedangkan badannya seperti batang gorgonian. Spesies ini hidup di perairan tropis yang dangkal (pesisir) dengan kedalamam 16 – 40 meter, berlindung diantara karang gorgonian(gorgonian corals) dari genus Muricella. Kuda Laut ini tersebar di perairan Bali, Sumbawa, Sulawesi Utara, dan Raja Ampat

     Species ini mempunyai kepala dan tubuh yang berdaging, tanpa lingkaran sekat di tubuhnya. Bagian bawah dari moncong bagiannya tidak sempurna. Moncongnya sangat pendek dengan ujung bulat. Badan dan ekornya terdapat bulatan-bulatan (tonjolan) yang tidak beraturan. Di atas mata dan pipinya terdapat duri bulat. Warna spesies ini abu-abu pucat atau ungu dengan merah muda atau merah, serta warna kuning dengan oranye. Kuda Laut Bargibanti panjangnya dapat mencapai 3 cm. Ikan ini termasuk ke dalam Appendiks II CITES dan termasuk dalam kategori Data Deficient (DD) menurut IUCN.

9. Hippocampus trimaculatus (Kuda Laut Hidung Panjang, Longnose Seahorse)
Kuda Laut Hidung Panjang
-flora.coa.gov.tw-
     Kuda Laut ini  hidup di perairan tropis yang dangkal (pesisir) dengan kedalaman 10 – 100 meter tetapi sering dijumpai di kedalaman 20 meter, berlindung diantara alga, rumput laut dan mangrove, tersebar di perairan Riau, Padang, Bandar Lampung, Anyer, Indramayu, Jepara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Lombok, dan Flores. Kuda Laut Trimaculatus panjangnya dapat mencapai 22 cm. Kuda laut ini mempunyai duri pada punggungnya yang kecil dan pendek, mahkotanya rendah, dan duri pada matanya terlihat datar. Terdapat bintik gelap besar pada permukaannya dan beberapa ada yang bergaris coklat dan putih seperti zebra. Ikan ini termasuk ke dalam Appendiks II CITES dan termasuk dalam kategori Vulnerable (VU) menurut IUCN.

10. Hippocampus spinosissimus (Kuda Laut Spinosissimus, Hedgehog Seahorse)
Kuda Laut Spinosissimus
-cdn2.arkive.org-
     Kuda Laut Spinosissimus panjangnya dapat mencapai lebih dari 17 cm. Kuda laut ini warnanya dapat berubah-ubah, tetapi biasanya warna-warna muda dan pucat, mulai dari coklat muda sampai kehijau-hijauan. Ekornya bergaris-garis atau bercorak gelap. Memiliki mahkota dengan duri yang tajam, pada pipinya terdapat duri tunggal atau ganda. Kuda laut ini hidup di perairan tropis dengan kedalaman 8 sampai 70 meter, berlindung diatara alga, karang (coral reef), rumput laut dan mangrove, yang tersebar di perairan Karimun Jawa, Sulawesi Utara, Pulau Komodo, dan Maluku. Ikan ini termasuk ke dalam Appendiks II CITES dan termasuk dalam kategori Vulnerable (VU) menurut IUCN.

11. Hippocampus denise (Kuda Laut Denise, Denise's Seahorse)
Kuda Laut Denise
-cdn2.arkive.org-
    Hippocampus denise adalah salah satu spesies yang cukup baik dalam berkamuflase, sehingga sangat sulit menemukan spesies ini diantara karang gorgonian, ukuran tubuhnya kecil dan terdapat bulatan-bulatan pada tubuhnya yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan jenis H. Bargibanti. Spesies ini hidup di perairan tropis dengan kedalamam 16 – 40 meter, berlindung diantara gorgonian(gorgonian corals) dari genus Annella dan Acanthogorgia. Spesies ini banyak ditemukan di perairan Papua. 

     Species ini mempunyai kepala dan tubuh yang berdaging, tanpa lingkaran sekat di tubuhnya dan ukuran badannya kecil, warnanya coklat kekuning-kuningan. Tidak mempunyai mahkota, pada tubuhnya tidak terdapat duri, moncongnya pendek, matanya cukup besar dibandingkan dengan ukuran kepalanya. Kuda Laut Denise panjangnya hanya mencapai 1,5 cm. Ikan ini termasuk ke dalam Appendiks II CITES dan termasuk dalam kategori Vulnerable (VU) menurut IUCN.

Further Reading :
DIREKTORAT KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT, 2009. Guide Book Jenis - Jenis Ikan yang Dilindungi dan Masuk dalam Appendiks CITES : Seri Pisces.
Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan 
Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa

     


Comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Kuda Laut Spinosissimus panjangnya dapat mencapai lebih dari 17 cm. Kuda laut ini warnanya dapat berubah-ubah, tetapi biasanya warna-warna muda dan pucat, mulai dari coklat muda sampai kehijau-hijauan. Ekornya bergaris-garis atau bercorak gelap. Memiliki mahkota dengan duri yang tajam, pada pipinya terdapat duri tunggal atau ganda. Kuda laut ini hidup di perairan tropis dengan kedalaman 8 sampai 70 meter, berlindung diatara alga, karang (coral reef), rumput laut dan mangrove, yang tersebar di perairan Karimun Jawa, Sulawesi Utara,
    Umpan Ikan Mas

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Moorish Idol : Populer di Kalangan Hobiis

Bagaimana Cara Burung Laut Memperoleh Makanan ?