Melirik Keberadaan Penyu di Indonesia

-seaturtles.live.radicaldesigns.org-
     Telah umum diketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang sangat melimpah, sehingga seringkali disebut sebagai negara megabiodiversity. Letak geografis Indonesia yang berada di jantung khatulistiwa membuat Indonesia memiliki iklim tropis yang mampu menopang berbagai ekosistem dengan segala keunikan yang dimilikinya, mulai dari hutan hujan, sabana tropis, hutan mangrove, hingga ekosistem bawah laut seperti padang lamun dan terumbu karang. Indonesia berada pada kawasan lintas benua, membuatnya berada pada jalur pertemuan dua kawasan biogeografi yang berbeda (Kawasan Oriental di Indonesia bagian Barat dan Kawasan Australia di Indonesia bagian Timur), dan juga berada pada kawasan lintas samudera (India dan Pasifik) membuat perairan Indonesia sebagai jalur migrasi dan tempat berkumpulnya biota laut seperti ikan pelagis, paus, dan penyu. 



     Indonesia juga memiliki kekayaan laut yang sangat melimpah, dengan luas laut sekitar 6.279.000 kilometer persegi, Indonesia memiliki sekitar 25% dari jenis ikan di dunia, 500 jenis karang, dan berbagai kekayaan lainnya, termasuk Perairan Indonesia mempunyai enam dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia. Dari keenam jenis penyu tersebut, empat diantaranya ditemukan bertelur di wilayah Indonesia, penyu tersebut berasal dari jenis Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Lekang (Lepidochelys oivacea), dan Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea). Sementara Penyu Tempayan (Carreta carreta), dan Penyu Pipih (Natator depressus) hampir tidak pernah ditemukan bertelur di wilayah Indonesia.  Kedua jenis penyu ini hanya ditemukan mencari makan maupun bermigrasi di perairan Indonesia. Selain itu, terdapat pula jenis Penyu Lekang Kempii (Lepidochelys kempii) yang sama sekali tidak ditemukan keberadaannya di perairan Indonesia. Di bawah ini saya akan mencoba menjelaskan ke-enam jenis penyu yang hidup di Indonesia.
Perbandingan Ukuran Penyu dengan Manusia Dewasa

1. Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) : Paling Berbeda Diantara yang Lainnya
Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea)
-www.healthywildlife.ca-
     Kita mulai dari penyu belimbing. Penyu belimbing atau Leatherback sea turtle dalam Bahasa Inggris adalah jenis penyu terbesar yang hidup saat ini. Panjang penyu ini dapat mencapai 2 meter dengan berat hingga 700 kg. Meski dengan ukurannya yang besar, penyu ini juga dikenal sebagai reptil tercepat di dunia, dengan kecepatan mereka berenang di dalam air mencapai 35.28 km/jam dengan rata-rata 0.5-2.8 meter per detik. Berbeda dengan penyu lain yang karapasna ditutupi oleh sisik, penyu belimbing mempunyai karapas yang dilapisi oleh kulit yang tebal dan mempunyai garis - garis yang membuatnya mirip dengan buah belimbing. Penyu ini memiliki warna biru-hitam di bagian atas (dorsal) tubuhnya dengan bercak-bercak putih yang menyebar dari ujung kepala hingga ekornya. Sementara di bagian perutnya (ventral) berwarna putih gading. Penyu ini umumnya memakan ubur-ubur, sehingga keberadaannya juga membantu menekan populasi ubur-ubur di perairan. Selain itu, penyu ini juga memakan hewan bertubuh lunak lainnya seperti cumi - cumi. Di Indonesia, penyu jenis ini banyak ditemukan di perairan timur Indonesia.
Gambaran Morfologi Penyu Belimbing 
2. Penyu Hijau (Chelonia mydas) : Paling Populer di Dunia
Penyu Hijau (Chelonia mydas)
-cdn.theanimals.pics-
     Selanjutnya adalah penyu yang selalu menjadi ikon konservasi penyu di dunia, apalagi kalau bukan penyu hijau. Penyu hijau di dalam Bahasa Inggris disebut dengan Green sea turtle. Spesies ini mendapatkan namanya dari lapisan lemak di balik karapasnya yang berwarna hijau. Penyu ini mempunyai populasi global yang tersebar di perairan tropis dan subtropis baik di Samudera Pasifik maupun Atlantik. Di Indonesia sendiri, penyu ini juga tersebar luas mulai dari Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Timur, dan seterusnya. Penyu ini dapat diidentifikasi dengan adanya satu pasang sisik di depan matanya, dan empat pasang sisik pada karapasnya. Sementara dilihat dari warnanya, karapas penyu ini cenderung berwarna cokelat dengan semu hijau dan berwarna putih kekuningan pada bagian perutnya. Berbeda dengan penyu lain yang bersifat karnivora, penyu ini cenderung herbivora dengan rumput laut (alga) dan lamun sebagai menu utamanya. 
Gambaran Morfologi Penyu Hijau
3. Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) : Karapasnya terlihat Mencolok
Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata)
-fauna-flora.org-
    Penyu sisik atau dikenal sebagai Hawksbill sea turtle dalam Bahasa Inggris mendapatkan namanya dari mulutnya yang berbentuk seperti paruh burung. Selain itu, perbedaan yang terlihat dari penyu jenis ini adalah permukaan karapasnya yang tersusun bertumpuk seperti sisik ikan dan tepian karapasnya yang bergerigi seperti gergaji. Penyu ini bersifat omnivora, dengan memakan sponge (bunga karang) dan alga. Penyu ini juga memakan ubur-ubur yang dikenal berbahaya seperti ubur-ubur Potuguese man o'war (Physalia physalis). Sisik kepala penyu ini dapat melindunginya dari sengatan ubur-ubur saat penyu ini memangsanya. Selain dari bentuk karapasnya yang unik, penyu ini juga dapat diidentifikasi dengan adanya dua pasang sisik di depan matanya, dan empat pasang sisik di karapasnya. Warna dari penyu ini juga unik, yaitu berwarna cokelat dan hitam yang membentuk pola seperti batik yang diselingi dengan garis berwarna kuning dan krem. Di Indonesia sendiri penyu ini banyak ditemukan di Pulau Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan. 
Gambaran Morfologi Penyu Sisik
4. Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) : Terkecil Diantara yang Lainnya
Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea)
-images.nationalgeographic.com-
      Penyu Lekang juga disebut sebagai penyu abu-abu karena warna tubuhnya yang didominasi dengan warna abu - abu, sementara dalam Bahasa Inggris penyu ini disebut dnegan nama Olive ridley sea turtle. Penyu ini dapat diidentifikasi dengan adanya lebih dari sepasang sisik di depan matanya dan enam pasang atau lebih sisik di karapasnya. Selain itu, penyu ini juga mudah dikenali karena karapasnya yang menyerupai bentuk hati. Penyu ini lebih menyukai perairan dangkal sebagai habitatnya dengan kedalaman hingga 55m. Penyu ini termasuk karnivor dengan memakan hewan bercangkang (krustasea dan moluska), echinodermata (landak laut dan bulu babi), ubur-ubur, dan ikan. Di Indonesia, penyu ini dijumpai di perairan Jawa dan Bali.

Gambaran Morfologi Penyu Lekang/Abu-abu
5. Penyu Tempayan (Carreta carreta) : Kepalanya tidak Biasa
Penyu Tempayan (Carreta carreta)
-www.jaxshells.org-
     Penyu tempayan disebut dengan Loggerhead sea turtle dalam Bahasa Inggris, disebut demikian karena ukuran kepalanya yang besar dan berbentuk hampir kotak. Penyu ini juga dikenal mempunyai rahang yang kuat, karena memang penyu jenis ini cenderung memakan jenis hewan bercangkang seperti teritip, kepiting, kerang, bintang laut, landak laut, isopod, cumi, dan koral. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penyu jenis ini tidak ditemukan bersarang di Indonesia, namun hanya ditemukan saat penyu ini bermigrasi dan mencari makan saja. Saat tukik, penyu ini mempunyai karapas dengan tonjolan-tonjolan di sepanjang punggungnya, namun ketika dewasa tonjolan tersebut mulai hilang. Penyu ini bisa diidentifikasi dengan adanya lebih dari sepasang sisik di depan matanya dan lima pasang sisik di karapasnya. Selain itu, penyu ini memiliki karapas yang berwarna cokelat gelap hingga bersemu kemerahan, dan bagian perut berwarna kuning hingga oranye.
Gambaran Morfologi Penyu Tempayan
6. Penyu Pipih (Natator depressus) : Paling Sulit Ditemui di Indonesia
Penyu Pipih (Natator depressus)
-imaginal.com.au-
      Satu lagi jenis penyu yang ditemukan di Perairan Indonesia, yaitu penyu pipih. Penyu ini dalam Bahasa Inggris disebut Flatback sea turtle, karena bentuk karapasnya yang hampir pipih dengan tepian yang menekuk ke atas. Di Indonesia, penyu ini tidak ditemukan tempat bersarangya, hanya saja seringkali ditemukan berkeliaran di Perairan Indonesia Bagian Timur dan Selatan. Penyu ini berwarna abu-abu di bagian karapasnya, dan memiliki warna putih hingga kuning pucat di bagian perutnya. Penyu ini dapat diidentifikasi dengan adanya sepasang sisik di depan matanya dan empat pasang sisik pada karapasnya. Di habitatnya, penyu ini cenderung bersifat omnivora dengan memakan alga, lamun, moluska, ubur-ubur, udang-udangan, soft coral, timun laut, dan ikan. Untuk sementara saya mohon maaf karena belum bisa menampilkan gambaran morfologi penyu pipih karena keterbatasan publikasi dari spesies ini.

Further reading :
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur. 2004. Pedoman Pengelolan Populasi Penyu dan Habitatnya. 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Moorish Idol : Populer di Kalangan Hobiis

Jenis Ikan di Indonesia yang Dilindungi

Bagaimana Cara Burung Laut Memperoleh Makanan ?