Pantai Gatra dan Sensasi Mendayung Melintasi Hutan Bakau

     
Suasana Hutan Bakau
-SA-
    Pantai Gatra mungkin masih terdengar sangat asing bagi mereka yang berasal dari luar Malang, bahkan wajar saya katakan apabila pantai ini masih asing pula bagi penduduk Malang itu sendiri. Hal itu dapat dibilang wajar, karena memang pantai ini samasekali belum dibuka untuk umum. Padahal, keindahan pantai ini dapat dijadikan potensi wisata yang dapat disejajarkan dengan pantai - pantai lain seperti Balekambang dan Kondang Merak. Mungkin saya adalah satu dari sekian orang beruntung yang bisa melihat keindahan pantai ini secara langsung.

      Akses menuju pantai ini bisa dibilang tidak mudah. Namun kali ini, saya diantar oleh Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) yang berperan sebagai guide dalam perjalanan saya. Untuk mencapai pantai ini, kita melewati rute Malang - Sendang Biru dan berbelok ke arah TPI. Kira-kira satu kilmeter sebelum TPI terdapat jalan kampung yang hanya bisa dilewati oleh satu mobil di sebelah kanan jalan. Jika kita mengikuti jalan tersebut, kita akan sampai suatu tempat tepat di tepi hutan mangrove besar yang didominasi oleh mangrove dari genus Rhizopora. Keadaan hutan mangrove ini lah yang menentukan apakah kita bisa pergi menuju Pantai Gatra atau tidak. Jika air sedang pasang, kita bisa melewati hutan tersebut menggunakan kunting, sebutan setempat bagi sejenis perahu dayung yang tidak memiliki motor. Namun apabila air sedang surut, kita harus menunggu selama beberapa waktu karena kunting akan sulit dikendalikan pada kondisi tersebut. 

Portret Sebuah Kunting
-SA-
    Beruntung, saya datang pada saat air sedang pasang. Berbekal pengetahuan tentang ndayung saat bermain rafting, saya mencoba untuk mendayung sendiri kunting tersebut melewati hutan mangrove. Memang, beda rasanya ketika saya sedang mendayung melintasi jeram yang bergejolak dengan mendayung di perairan mangrove yang tenang. Selama kurang lebih sepanjang tiga kilometer trek yang saya tempuh, mata saya dimanjakan oleh pemandangan hutan mangrove yang masih asri. Suasana di sini masih sangat sepi, padahal daerah ini memiliki potensi yang berbeda dari yang lainnya. Menurut pengelola Pokmaswas setempat, memang daerah ini direncanakan akan dijadikan daerah wisata trek mangrove yang berbeda dengan daerah wisata lainnya. Jika di tempat wisata mangrove lain seperti Wonorejo dan Probolinggo, kita akan menyusuri papan - papan kayu yang telah ditata sedemikian rupa untuk menyusuri are hutan mangrove. Tapi disini, kita akan blusukan ke dalam hutan mangrove yang masih alami dengan menumpang di atas kunting. Sungguh suatu konsep wisata yang luar biasa bagus menurut saya.

Pantai Gatra Menjelang Senja
-SA-
     Setelah menempuh trek mangrove, selanjutnya kita harus berjalan sekitar 500 meter melintasi tegalan untuk mencapai pantai tersebut. Memang akses menuju pantai ini tidaklah mudah. Namun, ketika anda telah mencapai pantai ini, perjuangan anda akan terbayar. Anda akan disuguhi oleh pemandangan kilau pasir berwarna putih disepanjang garis pantai yang tersapu oleh ombak yang pelan. Selain itu, terdapat gugusan pulau karang tak jauh dari bibir pantai yang sepintas mengingatkan saya pada foto-foto perairan Raja Ampat. Airnya juga masih jernih kebiruan, nampak membentang luas hingga menuju cakrawala. Terbayar rasanya, keringat yang harus bercucuran dalam erjalanan jauh mencapai pantai ini dengan pemandangan yang sangat memanjakan mata. Sungguh salah satu pengalaman luar biasa yang pernah saya alami.










Gambar-gambar lainnya :
    



 

Comments

Popular posts from this blog

Moorish Idol : Populer di Kalangan Hobiis

Jenis Ikan di Indonesia yang Dilindungi

Bagaimana Cara Burung Laut Memperoleh Makanan ?