Transplantasi Terumbu Karang : Sebuah Jalan untuk Melestarikan Keberadaan Terumbu Karang

Kegiatan Transplantasi Terumbu Karang
-SA-
     Mungkin telah jamak diceritakan bahwa terumbu karang telah membangun suatu ekosistem yang kompleks di dalam lingkungan perairan laut. Terumbu karang menyediakan rumah bagi jutaan spesies biota, baik itu hewan maupun tumbuhan. Namun belakangan ini, ekosistem yang digadang-gadang mempunyai kekayaan yang lebih besar dari hutan hujan ini mulai terganggu keberadaannya. Tercatat bahwa kebanyakan ekosistem terumbu karang sedang menghadapi berbagai permasalahan seperti penyakit, pencemaran, kenaikan suhu air laut, dan berbagai kerusakan lain yang disebabkan oleh aktivitas manusia baik secara langsung maupun tak langsung. Kerusakan yang disebabkan oleh manusia mulai menjadi kekhawatiran sebab semakin banyak manusia yang tinggal dan menggantungkan hidupnya kepada laut. Terumbu karang yang telah mengalami kerusakan akan membutuhkan waktu selama beberapa dekade untuk memulihkan dirinya sendiri secara alami, itu pun apabila dalam proses pemulihannya tidak diganggu oleh berbagai kegiatan manusia lainnya yang merusak. Sebagai respon atas degradasi ekosistem terumbu karang yang kian menghkawatirkan dan lambatnya ekosistem tersebut untuk memulihkan diri, maka dibuatlah inisiatif untuk melakukan kegiatan penanaman bibit - bibit terumbu karang, yang selanjutnya dikenal dengan istilah "transplantasi terumbu karang".
   
Kegiatan Transplantasi Terumbu Karang
-SA-
Transplantasi terumbu karang merupakan metode pelestarian terumbu karang yang dianggap sederhana, murah, dan bekerja dengan baik untuk melestarikan terumbu karang. Metode ini didasarkan pada hasil pengamatan bahwa potongan karang yang patah akibat pengaruh alam (Badai, arus, dsb) akan tetap hidup dan dapat berkembang menjadi koloni karang yang baru. Transplantasi terumbu karang tidak hanya ditujukan untuk memulihkan dan memperluas ekosistem terumbu karang yang ada di suatu kawasan saja. Karena kini, masyarakat juga mulai mengembangkan kegiatan transplantasi untuk mencapai tujuan lainnya, misalnya untuk kegiatan pariwisata, menunjang kegiatan penangkapan, pembangunan kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi, dan juga untuk penelitian. Dalam tulisan ini, saya akan sedikit bercerita tentang pengalaman saya (dan rekan-rekan) di dalam kegiatan transplantasi terumbu karang di dua tempat dengan dua cara yang sedikit berbeda.

TKP pertama kami
-SA-
     Kegiatan transplantasi saya yang pertama berlokasi di Pantai Kondang Merak. Kegiatan itu dilakukan sekitar Bulan Desember 2013 dalam rangka praktikum mata kuliah Ilmu dan Pengelolaan Terumbu Karang. Metode transplantasi yang digunakan dapat dibilang sangat sederhana dan mudah untuk dilakukan. Metode transplantasi yang kami lakukan adalah dengan merangkai media penempelan patahan karang yang berupa batu bata yang berbentuk persegi yang terbuat dari campuran semen seperti pada gambar di bawah ini. 

Media yang dipakai untuk transplantasi
-SA-
     Dalam kegiatan transplantasi ini, potongan karang yang diambil dari karang yang masih hidup direkatkan ke media dengan bantuan kabel tis. Satu media berisi dua buah batu bata yang direkatkan menggunakan kabel tis, dan dipakai untuk satu potongan bibit karang. Potongan karang direkatkan sedemikian rupa, sehingga karang tidak akan berubah posisinya ketika sudah dimasukkan ke dalam air. Karang yang sudah direkatkan akan dimasukkan ke dalam air dan ditempatkan ke tempat penanaman. 

Potongan karang dan medianya
-SA-
    Kesempatan kedua kami untuk melakukan kegiatan transplantasi adalah ketika kami melakukan kegiatan magang ke Desa Bangsring. Dengan bantuan dari Kelompok Nelayan Ikan Hias (KNIH) Samudera Bakti, kami melakukan kegiatan penanaman terumbu karang (transplantasi) di daerah tersebut. Kegiatan ini kami lakukan sekitar Bulan Juli lalu. Metode transplantasi yang dilakukan di daerah ini memiliki sedikit perbedaan dengan apa yang pernah kami lakukan sebelumnya, meskipun prinsip kerjanya tidak terlalu banyak yang berbeda. Media yang kami gunakan pada kegiatan ini adalah cor semen yang berbentuk bulatan dengan bagian tengah yang berlubang. Lubang di tengah bulatan ini berfungsi untuk menempatkan karang agar tidak bergeser karena pergerakan air ketika telah ditransplan. 

     Bulatan cor semen tersebut direkatkan ke rak transplantasi yang telah kami rangkai sebelumnya. Rak ini terbuat dari paralon yang dihubungkan dengan tali plastik yang  telah dirangkai sedemikian rupa. Karena rak tersebut terbuat dari paralon, maka pada kaki - kaki rak diberi pemberat agar rak transplantasi juga tidak tergeser ketika berada di dalam air. Bibit karang yang kami transplan kami ambil dari Pantai Bangsring, tercatat terdapat 14 potongan bibit karang yang kami ambil untuk di transplan.

Bibit karang yang kami transplan
-SA-
     Potongan karang dari beragam jenis tersebut kemudian kami rekatkan ke dalam substrat menggunakan kabel tis, sama dengan cara perekatan ada kegiatan sebelumnya, hanya saja medianya yang berbeda. Rak transplan yang sudah penuh dengan bibit karang kemudian kami letakkan ke dalam tempat penanaman dengan arahan dari KNIH Samudera Bakti.

Rak transplan yang siap ditempatkan
-SA-
     Namun belakangan ini kami mendapat kabar bahwa rak transplan yang kami tanam tersapu ke pingir pantai karena cuaca buruk yang melanda Pantai Bangsring selama beberapa hari di awal Bulan Agustus. Bukan hanya itu, bahkan karang - karang besar pun kabarnya juga tersapu hinga ke pinggir pantai. Mungkin kami kurang beruntung, dan mungkin nanti kami akan berusaha memperbaikinya lagi.

Akibat cuaca buruk
-Dokumentasi KNIH Samudera Bakti-
     Akhir kata dari saya, transplantasi terumbu karang merupakan teknik yang dikenal mampu mengembalikan keberadaan terumbu karang di suatu wilayah yang sudah rusak. Namun perlu diketahui juga, bahwa transplantasi terumbu karang tidak dapat mencegah degradasi ekosistem terubu karang dan kematian massal terumbu karang akibat dari aktivitas manusia. Selama aktivitas manusia yang membuat kerusakan tidak dikendalikan sejak dini, transplantasi belum bisa dijadikan solusi utama untuk mengatasi masalah ini.

Comments

Popular posts from this blog

Cumi, Sotong, dan Gurita : Satu Keluarga Beda Rupa

Moorish Idol : Populer di Kalangan Hobiis